Subnetting adalah proses memecah satu jaringan besar (network) menjadi jaringan-jaringan yang lebih kecil (sub network). Manfaat dari subnetting ini adalah :
- Mengurangi aliran data pada jaringan (trafik network) atau mengefisiensikan penggunaan sumber daya (resource) yang digunakan untuk membroadcast ke jaringan. Misalnya jika kita hanya memiliki 10 host dengan 10 alamat, tetapi proses pemecahan jaringan (subnetting) diset untuk 17 host, maka paket data yang masuk ke dalam jaringan akan dibroadcast ke seluruh 17 alamat IP (host)itu, dan tidak ke 10 host walaupun ke 7 host sisanya itu pada kenyataannya tidak pernah ada (dikutip dari http://www.dhare.co.cc/2010/02/manfaat-dari-supernetting-dan.html).
- Mengoptimalkan kemampuan jaringan, dikarenakan trafik jaringan yang efisien
- Menyederhanakan manajemen jaringan, dikarenakan lebih mudah mengelola beberapa jaringan kecil dibanding mengelola satu jaringan yang besar
- Mempersingkat waktu perputaran data
Analogi
Sebuah RW memiliki 40 KK, untuk memudahkan dalam pengelolaan warganya seorang RW harus membagi warganya menjadi beberapa RT. Bayangkan jika seorang RW tidak dibantu oleh RT, akan sangat sulit bagi seorang ketua RW untuk memberikan informasi dan mengelola warganya.
Dengan adanya pembagian RW menjadi beberapa RT, akan memudahkan seorang ketua RW mengelola warganya dikarenakan ketua RW hanya perlu berkoordinasi dengan RT tentang bagaimana cara mengelola warganya.
Dari pengertian diatas untuk memudahkan kita melakukan subnetting, mari kita persepsikan gambar diatas sama dengan proses subnetting
No RW | = | No Jaringan/Net Id |
No RT | = | No Sub Jaringan/No Subnet |
Gang | = | Broadcast |
No Rumah | = | Ip Address |
Gerbang | = | Gateway |
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan/satu jaringan saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis class, baik class A, B, C, D dan E) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Proses untuk memecah jaringan (network) menjadi jaringan-jaringan kecil (subnet=sub networking) disebut subnetting.
SUBNET MASK
Subnet Mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host (apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar). Apa subnet itu :
- Jaringan fisik independen
- berbagi alamat jaringan dengan bagian-bagian lain dari jaringan yang lebih besar
- menggunakan bit dari bagian host dari alamat ip/ip address cadangan mereka untuk mendefinisikan alamat subnet/no subnet.
Mengapa menggunakan subnet :
- Mengontrol trafik jaringan lebih baik
- memungkinkan aliran lalu lintas jaringan antara host yang akan dipisahkan, berdasarkan konfigurasi jaringan.
- untuk mengatur lalu lintas ip
- untuk meningkatkan keamanan jaringan dan kinerjanya dengan mengatur host ke dalam kelompok.
Bagaimana menggunakan subnet :
- router digunakan antara subnet jaringan yang berbeda atau untuk mengontrol aliran data atau paket
- router tidak lain hanyalah jaringan perangkat keras yang mentransmisikan data berdasarkan kondisi preset transmisi dan keamanan
Berdasarkan RFC 950 tentang Internet Standard Subnetting Procedure yang dikeluarkan oleh IETF, mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
- Semua bit 1 digunakan untuk network identifier .
- Semua bit 0 digunakan untuk host identifier.
- hasil dari operasi AND antara alamat ip/ip address dan subnet mask adalah alamat jaringan/no network atau alamat subnet
Ada 3 default subnet yaitu :

Berdasarkan pada konfigurasi jaringan, subnet jaringan membagi jaringan menjadi kelompok-kelompok kecil dan logis. Pengenalan Subnet Mask :
- Menerapkan subnet mask untuk alamat ip/ip address untuk mengidentifikasi jaringan dan host.
Diketahui sebuah alamat ip/ip address : 140.130.240.200 dengan sebuah subnet maskstandar kelas B yaitu : 255.255.0.0, maka kita akan mendapatkan :
ip address | = | 140.130.240.200 | = | 10001100.10000010.11110000.11001000 | |
Subnet Mask | = | 255.255.0.0 | = | 11111111.11111111.00000000.00000000 | |
—————————————————————————————- | and | ||||
hasil | = | 140.130.0.0 | = | 10001100.10000010.00000000.00000000 |
Pada intinya penggunaan subnet mask digunakan sebagai saringan/filter jaringan (network) besar menjadi jaringan-jaringan yang lebih kecil (subnet).
SUBNET PRIVAT/NON-ROUTABLE/IP PRIVATE
Ada 3 range ip address yang digunakan untuk jaringan yang tidak digunakan dalam jaringan kecil untuk kepentingan konfigurasi pribadi :
SUBNETTING KELAS C
Address ini tidak dialokasikan untuk situs atau organisasi, jadi siapapun dapat menggunakannya. Address privat digunakan untuk menghemat space IP address. Range IP Number makin sedikit karena internet tumbuh luar biasa cepat.
Subnetting kelas C digunakan pada saat jumlah host/mesin yang akan diberi ip address kurang dari 256 (192.168.0.0-192.255.255.255) dalam 1 jaringan. Untuk mengulas kembali bahwa jumlah jaringan yang bisa dibentuk di kelas C adalah :


dan jumlah host id/mesin dalam 1 jaringan pada kelas C adalah :
Jika kita menginginkan melakukan subetting pada kelas C (membuat sub network dalam kelas C), maka kita tinggal mengubah bit 0 pada host id/oktet ke-4 dengan bit 1.
Latihan
Misalkan kita akan melakukan subnetting (sub jaringan dari kelas C) untuk sebuah lab komputer dengan jumlah 32 host. Maka langkah pembuatannya adalah :
- Menentukan jumlah bit 0. Ada dua kemungkinan Misalkan kita akan melakukan subnetting (sub jaringan dari kelas C) untuk sebuah lab komputer dengan jumlah 32 host. Maka langkah pembuatannya adalah
Untuk kemungkinan ke 2 tidak mungkin kita gunakan karena setiap jaringan pasti membutukan no subnet dan no broadcast, jadi jika jumlah komputer 32 maka harus ditambah 2 no address (no subnet dan no broadcast), sehingga menjadi 34. Jadi kita harus memilih kemungkinan 1, meskipun akan ada sisa sejumlah 26 ip address dari 34 ip address yang dibutuhkan. Sehingga dapat digambarkan kembali bahwa oktet ke 4 pada kelas C memiliki jumlah bit 0 = 6, dan jumlah bit 1 = 2.
- Jumlah jaringan
Jumlah sub jaringan dari jaringan besar kelas C adalah berasal dari jumlah bit 1 pada oktet ke 4, yaitu 2.Jml subnet = 22Jml subnet = 4 - Memilih salah satu ip pada ip private
Pemilihan salah satu IP address ini terserah oleh perancang, asal masih dalam range IP kelas C. Misalkan dalam perancangan ini kita memilih ip private yaitu 192.168.0.0 - Membuat blok IP untuk 4 subnet
- Memilih salah satu subnet sebagai penomoran IP Address lab. Komputer. Pemilihan bebas tergantung pendesain jaringan, misalkan dipilih subnet no 1 sebagai penomoran IP Address lab. Sedangkan no subnet yang lain bisa digunakan untuk membuat jaringan yang lain.
Buat rancangan subnetting untuk 2 jaringan seperti gambar di bawah ini
Diketahui dari gambar di atas terdiri dari :
- jaringan eth0 yang terdiri dari PC mikrotik OS ditambah 4 PC client. Jadi jumlah host = 5
- jaringan eth1 yang terdiri dari PC mikrotik OS ditambah dengan 7 PC client. Jadi jumlah host = 8
Sebenarnya ada dua cara dalam melakukan subnetting pada gambar di atas. Cara pertama dengan melakukan subnetting sesuai dengan jumlah host pada masing-masing jaringan, dan cara kedua dengan melakukan subnetting pada jaringan yang memiliki host paling banyak . Dengan menggunakan cara pertama kita dapat menyesuaikan jumlah IP Address mendekati jumlah host, sehingga kita dapat mengurangi broadcast pada jaringan. Cara kedua dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan subnet-subnet yang terbentuk pada saat kita melakukan subnetting, sehingga lebih cepat dalam perhitungannya. Cara kedua ini memiliki kelemahan yaitu alokasi IP Address pada kedua jaringan akan sama sehingga jaringan terkecil akan memiliki alokasi jumlah IP Address yang sama besar dengan jaringan terkecil, sehingga jaringan terkecil akan memiliki sisa IP Address yang lebih besar. Semakin besar sisa IP Address pada jaringan maka akan semakin besar juga trafik broadcast pada jaringan tersebut
Cara I
Subnetting eth0
- Menentukan jumlah bit 0 (berdasarkan jumlah host)
Diketahui bahwa untuk jaringan eth0 memiliki jumlah host =5. Karena maka jumlah host kurang dari 256 (jumlah host kelas C) maka kita akan melakukan subnetting dari kelas C. Jadi jumlah bit 0 adalahDari perhitungan di atas, dengan menggunakan jumlah bit 0 = 3 maka sebenarnya alokasi total IP Address untuk host adalah
Jadi total host adalah 8 host dari 5 host yang akan digunakan.
- Jumlah jaringan yang terbentuk
Jumlah sub jaringan dari jaringan besar kelas C adalah berasal dari jumlah bit 1 pada oktet ke 4, yaitu 2.
- Memilih salah satu ip pada ip private
Pemilihan salah satu IP address ini terserah oleh perancang, asal masih dalam range IP kelas C. Misalkan dalam perancangan ini kita memilih ip private yaitu 192.168.1.0 - Membuat blok IP untuk 32 subnet
- Memilih salah satu subnet sebagai penomoran IP Address lab. Komputer. Pemilihan bebas tergantung pendesain jaringan, misalkan dipilih subnet no 18. Sedangkan no subnet yang lain bisa digunakan untuk membuat jaringan yang lain. Sehingga gambar menjadi
Subnetting eth1
- Menentukan jumlah bit 0 (berdasarkan jumlah host)
Diketahui bahwa untuk jaringan eth0 memiliki jumlah host =8. Karena maka jumlah host kurang dari 256 (jumlah host kelas C) maka kita akan melakukan subnetting dari kelas C. Jadi jumlah bit 0 adalah
Catatan :
Jumlah bit 0 tidak menggunakan 3, karena jika 3 berarti 23=8 (ini belum termasuk no network dan no broadcast)Dari perhitungan di atas, dengan menggunakan jumlah bit 0 = 4 maka sebenarnya alokasi total IP Address untuk host adalah - Jumlah jaringan yang terbentuk
Jumlah sub jaringan dari jaringan besar kelas C adalah berasal dari jumlah bit 1 pada oktet ke 4, yaitu 4.
- Memilih salah satu ip pada ip private
Pemilihan salah satu IP address ini terserah oleh perancang, asal masih dalam range IP kelas C. Misalkan dalam perancangan ini kita memilih ip private yaitu 192.168.2.0 - Membuat blok IP untuk 16 subnet
- Memilih salah satu subnet sebagai penomoran IP Address jaringan eth1. Pemilihan bebas tergantung pendesain jaringan, misalkan dipilih subnet no 13. Sehingga gambar menjadi :
Cara II
- Mencari jaringan dengan jumlah client terbanyak.
Dari gambar, jaringan eth1 memiliki jumlah client terbanyak sehingga kita akan melakukan subnetting jaringan ini. Sedangkan jaringan eth0, pengalamatan mengikuti pengalamatan jeringan eth1 - Menentukan jumlah bit 0 (berdasarkan jumlah host)
Diketahui bahwa untuk jaringan eth0 memiliki jumlah host =8. Karena maka jumlah host kurang dari 256 (jumlah host kelas C) maka kita akan melakukan subnetting dari kelas C. Jadi jumlah bit 0 adalah
Catatan :
Jumlah bit 0 tidak menggunakan 3, karena jika 3 berarti 23=8 (ini belum termasuk no network dan no broadcast)Dari perhitungan di atas, dengan menggunakan jumlah bit 0 = 4 maka sebenarnya alokasi total IP Address untuk host adalah - Jumlah jaringan yang terbentuk
Jumlah sub jaringan dari jaringan besar kelas C adalah berasal dari jumlah bit 1 pada oktet ke 4, yaitu 4.
- Memilih salah satu ip pada ip private
Pemilihan salah satu IP address ini terserah oleh perancang, asal masih dalam range IP kelas C. Misalkan dalam perancangan ini kita memilih ip private yaitu 192.168.2.0 - Membuat blok IP untuk 16 subnet
- Memilih salah satu subnet sebagai penomoran IP Address jaringan eth0 dan jaringan eth1. Komputer. Pemilihan bebas tergantung pendesain jaringan, misalkan untuk jaringan eth1 subnet no 13, sedangkan jaringan eth0 menggunakan subnet no 10. Sehingga gambar menjadi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda Sopan Kami Pun Segan